Bahaya Fly Ash, Si Abu Terbang

Fly Ash  dilihat melalui mikroskop dengan ukuran 10 mikrometer (Sumber : weebly.com)

Fly Ash atau abu terbang merupakan salah satu jenis limbah dari suatu proses pembakaran dengan sumber bahan bakar dari batubara. Fly ash yang terbang bebas di udara dapat menjadi ancaman apabila terhirup karena mengandung banyak residu kimia yang seharusnya tidak dihirup manusia, seperti, silicon dioksida SiO2, baik berupa kristal ataupun debu. Selain itu pada industri tertentu juga bercampur dengan besi ataupun kapur.

Fly ash yang berhasil ditangkap di udara (Sumber : google.com)

Masih banyak industri saat ini yang memakai batu bara sebagai bahan utama untuk proses pembakarannya. Meskipun batu bara merupakan bahan bakar dari fosil yang bersifat non-hayati, hal itu tidak membuat popularitas batu bara menurun dikalangan para pelaku industri. Secara umum, klasifikasi batu bara dapat dibagi dalam beberapa bagian berdasarkan nilai kalor pembakaran dan kedalaman mendapatkannya.

Batu bara yang letaknya berada paling atas dalam struktur tanah adalah jenis  Lignite. Lignite memiliki kandungan karbon tetap (Fix Carbon) dibawah 60% yang artinya batu bara jenis ini memiliki panas pembakaran paling tidak stabil dan akan cepat habis, sehingga tidak cocok pada proses yang memerlukan pembakaran dengan suhu dan kestabilan tinggi. Lignite merupakan jenis batu bara paling murah.

Klasifikasi batu bara berdasarkan kedalaman tanah (Sumber : google.com)

Sebaliknya, batu bara yang memiliki kualitas tertinggi adalah jenis Anthracite. Batu bara jenis ini merupakan jenis batubara yang didapatkan dalam tanah dengan kedalaman yang paling dalam, dan memerlukan proses pertambangan yang jauh lebih sulit daripada Lignit. Kandungan karbon tetapnya yang berguna untuk kestabilan pembakaran adalah diatas 90%, sehingga panas yang dihasilkan merupakan panas tinggi dan stabil. Meskipun nilai ekonomisnya jauh lebih tinggi dari lignit, secara kestabilan jenis ini jauh lebih baik, sehingga tidak perlu banyak pengisian ulang dalam satu waktu pembakaran.

Klasifikasi batu bara berdasarkan kandungan Karbon (Sumber: google.com)

Kelebihan-kelebihan itulah hingga kini yang membuat batubara masih menjadi primadona bahan bakar untuk pembakaran suhu tinggi, sehingga para produsen bisa melakukan penyesuaian harga dan kualitas dari batubara itu sendiri. Namun terdapat hasil limbah dari pembakaran dengan bahan bakar batubara yaitu adalah abu terbang atau fly ash. Abu terbang bukanlah abu biasa seperti abu hasil permbakaran arang, abu dari pembakaran batu bara kaya akan unsur-unsur kimia yang apabila terhirup dapat membahayakan organ pernapasan manusia.

Contoh bottom Ash dalam berbagai ukuran (Sumber : google.com)

Beberapa teknologi telah diterapkan di industri tertentu untuk mencegah fly ash terbang terlalu jauh dan menjangkau pemukiman. Salah satu alat yang banyak digunakan dan terbukti mampu mengurangi kadar fly ash secara signifikan di udara adalah Electrostatic Precipitator (ESP). ESP memakai prinsip elektris untuk menyaring dan menangkap abu terbang. Ash (debu) secara teknis sendiri dibedakan menjadi fly ash dan bottom ash. Bottom ash adalah fly ash yang terakumulasi di cerobong pembuangan dan jatuh ke bawah. Sedangkan fly ash sendiri lebih berbahaya karena ia akan bercampur dengan gas buang pembakaran (flue gas) yang notabene mengandung banyak gas beracun seperti karbon monoksida (CO) dan asam sulfat ataupun nitrat (SOx dan NOx).

Ilustrasi ESP tampak fly ash yang tertangkap akan turun ke bawah dan tidak bercampur gas buang (Sumber : google.com)

ESP memiliki cara kerja dengan menembakkan elektroda yang bermuatan negatif (-) pada fly ash, kemudian fly ash tersebut akan terperangkap pada ujung cerobong yang telah diberi semacam filter dengan kandungan positif. Dengan begitu fly ash akan terkumpul pada satu tempat dan secara periodik akan dirontokkan oleh sebuah alat mekanis yang terdiri dari gearbox, motor dan pemukul yang bernama rapping.

India merupakan salah satu negara berkembang di Asia dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Tentunya dengan luas negara yang besar dan pendapatan perkapita yang relatif rendah dibandingkan dengan negara maju, faktanya membuat India terus mengalami pertumbuhan ekonomi dari sektor industrinya. Semakin padatnya persaingan di berbagai sektori industri dan regulasi serta tindakan represif yang dinilai masih longgar di negara berkembang membuat India menjadi salah satu negara terdampak polusi, terutama polusi fly ash-nya. Menurut Centre for Science and Environment (CSE) yang mengambil data salah satu Non-Government Organization (NGO) pada tahun 2013-2014, fly ash hasil industri di India masih menjadi masalah utama dan berpotensi buruk pada lingkungan. Hanya 50-60% saja dari total 173 juta ton fly ash yang dimanfaatkan. Artinya masih ada 69.2 juta hingga 86.5 juta ton fly ash yang belum mendapat perlakuan dan terbang bebas di udara.

Salah satu industri yang menghasilkan fly ash, tahukah kalian proses dalam industri apakah ini? (Sumber : shutterstock.com)

Fly ash bebas yang terbang di udara akan sangat berbahaya apabila terhirup oleh makhluk hidup baik manusia ataupun hewan. Dampak berantainya adalah penyakit dan tercemarnya daging hewan yang dikonsumsi manusia oleh senyawa-senyawa asam dan unsur besi. Pun demikian dengan fly ash yang jatuh di atas tanah, apabila terakumulasi maka akan membuat nutrisi dan zat hara pada tanah tidak seimbang dan tidak subur. Selain itu, jika hal tersebut diserap oleh tumbuhan juga akan mencemari tumbuhan tersebut dengan senyawa-senyawa kimia berbahaya. Bagaimana jika tumbuhan itu dikonsumsi oleh manusia? Tentunya sobat EarthMate sudah bias membayangkan bagaimana dampaknya bukan?

Selanjutnya kita akan mengulas jenis industri apa saja yang menghasilkan fly ash sebagai limbahnya dan bagaimana penerapan ESP pada proses pengurangan fly ash-nya sobat, EarthMate, terutama pabrik-pabrik di Indonesia nih. jadi stay tune dan kalau perlu subscribe blog kami yah ! dijamin akan banyak wawasan dan pengetahuan baru dan bermanfaat bagi sobat EarthMate. See you on the next article, yah !

Comments

  1. wah gak kebayang ya udara yang kita hirup tiap hari ternyata mengandung banyak polusi, jadi penting banget pakai masker waktu berkendara maupun di daerah kering dan berdebu. nice post, like it!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thank you Mas Ard, semoga ke depan artikel saya makin kontributif.

      Delete
  2. Debu terbang diliat pake mikroskop sengeri itu ternyata hiii

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih Mbak April atas kunjungannya, by the way. soal abu terbang Mbak April jangan khawatir karena sudah ada teknologi yang sudah bisa mengakomodir dan mengurangi abu terbang kok dan akan kami bahas minggu depan, stay tune with us Mbak April !

      Delete
  3. Ternyata debu yang tak terlihat yg dari pabrik sangat berbahaya, saya tinggal di lingkungan pabrik sampai" debunya terlihat, mungkin pabriknya belum menerapkan sistem ESP yaa

    ReplyDelete

Post a Comment